Dunia sepak bola sedang dimanjakan oleh banyak gelandang top. Ada yang jago mendikte tempo, ada yang ahli memotong serangan, bahkan ada yang bisa melakukan keduanya dengan elegan.
Tapi ketika Paul Scholes sebagai salah satu gelandang paling dihormati di dunia diminta menyebut lima gelandang terbaik dunia saat ini, hasilnya mengejutkan.
Dalam podcast ‘The Good, The Bad and The Football’, legenda Manchester United itu tak memasukkan nama besar yang menjadi transfer mahal seperti Jude Bellingham, Declan Rice, atau Moises Caicedo. Sebaliknya, Scholes memilih nama-nama yang menurutnya benar-benar mengendalikan permainan dari dalam lapangan. Siapa saja mereka?
5. Frenkie de Jong

Sejak pindah dari Ajax ke Barcelona pada 2019, Frenkie de Jong menjadi otak permainan Blaugrana. Gaya main De Jong mengingatkan kita dengan gaya main Scholes pada masa jayanya, yaitu memiliki passing yang akurat, tenang, sabar, tapi berbahaya.
“Saya suka pemain teknikal. Dia luar biasa saat melawan Newcastle di Liga Champions,” kata Scholes.
Di bawah Hansi Flick, De Jong tampil semakin dewasa. Ia menjadi jangkar yang membuat Lamine Yamal dan Raphinha leluasa menyerang.
4. Alexis Mac Allister

Musim ini mungkin belum berjalan ideal bagi Alexis Mac Allister di Liverpool, tapi Scholes tetap melihat kualitas kelas dunia pada sang juara Piala Dunia 2022 itu.
“Dia luar biasa tahun lalu untuk Liverpool. Saya lihat langsung di Old Trafford, dia mengontrol segalanya,” ujar Scholes.
Mac Allister adalah tipe gelandang yang komplit: pandai membaca permainan, jago dribel, dan punya tendangan jarak jauh mematikan. Kalau lagi on fire, lini tengah Liverpool bisa terasa seperti karya seni, sayangnya musim ini The Reds lebih mirip sketsa yang belum jadi.
BACA JUGA: Bukan Inggris, Ini 4 Kandidat Juara Piala Dunia 2026 Versi Alexis Mac Allister
3. Vitinha
Nama Vitinha mungkin tidak sepopuler nama gelandang tengah lain, tapi bagi Scholes, dialah jantung permainan Paris Saint-Germain. Pemain 25 tahun ini luar biasa dalam menguasai bola di ruang sempit, sesuatu yang jarang dimiliki gelandang modern.

“Dia sensasional untuk PSG tahun lalu, meski mereka kalah di final Piala Dunia Antarklub,” ucap Scholes.
Vitinha juga jadi salah satu kunci sukses PSG menyapu hampir semua gelar juara musim lalu. Bahkan Scholes mengaku nyaris menempatkan Vitinha di posisi lebih tinggi dalam daftar ini.
2. Rodri
Saat Rodri cedera ACL pada 2024, Manchester City langsung kehilangan ritmenya. Pep Guardiola bahkan kesulitan mempertahankan gaya main khas City tanpa sang pengatur tempo.

“Dia menang Ballon d’Or dua tahun lalu. City kini kesulitan menguasai bola karena dia belum fit 100 persen,” kata Scholes.
Rodri adalah contoh sempurna dari pemain yang invisible tapi vital, tak selalu mencetak gol, tapi membuat tim bekerja seperti mesin yang presisi.
1. Pedri

Di puncak daftar, Scholes menaruh Pedri, si anak ajaib dari Barcelona. “Saya menonton Pedri dan berpikir… wow. Dia seperti gabungan Xavi dan Iniesta dalam satu pemain,” puji Scholes.
Masih berusia 22 tahun, Pedri sudah tampil seperti pemain veteran. Visi, kontrol bola, dan ketenangannya membuat Barcelona kembali punya roh permainan khas tiki-taka. Ia seperti pelukis muda yang sudah menemukan gaya khasnya sendiri, dan setiap sentuhannya di lapangan adalah karya seni.
FAKTA TERBARU:




