Pemain The Strongest, Juan Godoy cedera testis usai terkena petasan di lapangan.
Petasan dari Fans Sendiri Bikin Striker Klub Bolivia Cedera Testis

Di sepak bola, kita sering dengar ungkapan “bermain dengan hati”. Tapi di Bolivia, ada satu pemain yang justru harus bermain sambil menahan sakit di bagian yang jauh di bawah hati.

Juan Godoy, striker The Strongest, awalnya jadi pahlawan setelah mencetak gol penentu kemenangan atas Blooming. Namun, momen bahagia itu berubah jadi mimpi buruk ketika sebuah petasan nyasar menghantam area sensitifnya.

Gol Penentu yang Berujung Derita

@block.deportivo

Caen fuegos artificiales al campo de juego desde la barra de The Strongest y lastimaron a su propio jugador, Juan Godoy. The Strongest 3-2 Blooming 03/08/2025 #BlockDeportivo #TheStrongest #Blooming #Deportes

♬ Storm Troopers – Ernesto P. Neto

Laga The Strongest vs Blooming di Liga Primer Bolivia berakhir dengan kemenangan 3-2 untuk tuan rumah, berkat gol penentu dari Juan Godoy. Namun, selebrasi kemenangan itu berubah jadi kekacauan setelah fans melepaskan petasan jenis llorona, yang terkenal melayang-layang seperti roket.

Sayangnya, salah satu petasan itu menghantam Godoy tepat di area vital. Ia langsung terkapar, memegangi bagian pribadinya, dan harus dibantu keluar lapangan oleh tim medis.

Hasil pemeriksaan menunjukkan luka bakar tingkat satu di paha, hematoma di area testis, dan orchitis alias radang testis sebuah “trio cedera” yang tak diinginkan siapa pun.

Juan Godoy cedera di paha usai terkena petasan.

Antara Protes, Perayaan, dan Kekacauan

Ironisnya, petasan itu justru diluncurkan oleh fans The Strongest sendiri, tepatnya kelompok ultras UltraSur. Mereka sedang berada di momen campur aduk antara protes terhadap kepemilikan klub dan merayakan kemenangan. Bedanya, kalau biasanya euforia bikin dada membusung, kali ini malah bikin pemain membungkuk.

Bek The Strongest asal Argentina, Martin Chiatti menceritakan betapa banyaknya petasan beterbangan ke lapangan, memaksa laga sempat dihentikan sementara. Klub pun mengambil langkah tegas: pelaku akan diusir, hampir 400 tiket gratis untuk kelompok ini dicabut permanen, dan insiden seperti ini diharapkan “tak akan pernah terulang”.

Pendukung ultras The Strongest melepaskan kembang api di tribun stadion Hernando Siles.

BACA JUGA: Nasib Josh McEachran, Wonderkid Chelsea yang Tolak Real Madrid

Mengapa Fans The Strongest Protes?

Awal konflik muncul dari hasil pemilihan pada Juli 2022, di mana Hector Montes menang melawan Ronald Crespo. Namun, ada gugatan terkait legalitas kemenangan Montes, dan akhirnya pemilu tersebut dibatalkan, menyebabkan Crespo kembali menjabat sebagai presiden.

Tetapi kemudian, keputusan tersebut digugat lagi dan dibalik oleh Tribunal Constitucional Plurinacional pada September 2024, membuka peluang bagi Montes untuk kembali berkuasa.

Situasi ini menciptakan suasana kepemimpinan ganda dalam institusi klub yang menyulut ketegangan di kalangan fans.

Mantan presiden The Strongest Héctor Montes dan Ronald Crespo dalam konflik kepemimpinan klub.

Polisi bahkan harus turun tangan ketika terjadi pertengkaran verbal antara Montes dan Crespo di kantor klub. Akhirnya, keduanya digeser dari jabatan mereka oleh intervensi pihak luar, sehingga klub sempat tidak memiliki presiden maupun pelatih yang jelas.

Saat ini jabatan Presiden klub dipegang oleh Daniel Terrazas sejak akhir Mei 2025. Tapi, karena adanya kontroversi internal dan tuduhan pelanggaran, dia sempat disuspensi oleh Komite Eksekutif klub pada akhir Juli 2025. Walau begitu, Federasi Boliviana de Fútbol (FBF) dan presidennya menegaskan bahwa secara resmi Terrazas tetap menjadi presiden, sambil proses hukum internal klub berjalan.

Fans UltraSur, kelompok ultras militan The Strongest, mengekspresikan ketidakpuasan mereka dengan meluncurkan petasan sebagai bentuk protes terhadap pihak-pihak yang mereka anggap gagal memimpin dan menstabilkan klub.

Opini OlahBola: Dukung Tim Dengan Cara yang Wajar

Sebagai fans, kita semua ingin stadion meriah. Tapi ada garis tipis antara mendukung dan membahayakan. Apalagi kalau yang jadi korban adalah pahlawan kemenangan tim.

Di Indonesia, kita juga sudah sering diingatkan soal bahaya flare dan kembang api di stadion. Insiden di Bolivia ini seharusnya jadi pengingat: sepak bola butuh sorakan, bukan ledakan di selangkangan.

Pemain The Strongest terjatuh kesakitan di tengah lapangan akibat petasan yang dilempar penonton.

Kalau mau meriah, nyanyi, tepuk tangan, atau bikin koreografi kreatif, bukan menguji ketahanan “bola” pemain di lapangan.

FAKTA TERBARU:

Leave a comment

Artikel Terbaru

Temukan Artikel Lainnya

🚨 Peringatan Penting!

Website resmi OlahBola hanya di olahbola.com.

Kami tidak bertanggung jawab atas situs website atau akun media sosial di luar yang tercantum di website resmi kami.

Hati-hati terhadap pihak yang mengatasnamakan OlahBola.

Pastikan hanya mengakses informasi dan layanan resmi kami melalui olahbola.com untuk mendapatkan layanan konten sepak bola terpercaya.