Fabregas, Suarez, dan Kaka yang pernah janji setia tapi akhirnya pindah klub.
8 Pemain Bola Ngaku Setia, Tapi Malah Cepat Pindah Klub

Sebagai penggemar sepak bola, rasanya menyenangkan mendengar pemain idola bersumpah setia kepada klub kesayangan kita. Namun, dunia sepak bola penuh drama dan kejutan. Kadang, janji setia pemain ternyata cuma manis di bibir.

Bahkan, ada yang baru saja menandatangani kontrak jangka panjang, eh… beberapa bulan kemudian sudah angkat koper. Lebih dramatis lagi, sebagian malah pindah ke klub rival! Siapa saja mereka? Yuk, kita bahas satu per satu.

Luis Figo – Dari Idola Jadi Musuh Abadi

Luis Figo mungkin jadi contoh paling legendaris soal janji setia yang patah. Pada tahun 2000, ia dengan mantap berkata: “Saya ingin meyakinkan para penggemar bahwa Luis Figo, dengan segala kepastian di dunia, akan berada di Camp Nou pada 24 Juli untuk memulai musim baru.”

Nyatanya? Di musim panas tahun yang sama, Figo pindah dari Barcelona ke Real Madrid. Fans Blaugrana begitu murka sampai melempar kepala babi ke lapangan saat Figo kembali ke Camp Nou.

Luis Figo dilempar kepala babi setelah pindah dari Barcelona ke Real Madrid.

Kalau ada kamus sepak bola tentang “pengkhianatan level dewa”, foto Figo mungkin jadi sampulnya.

Luis Suarez – Dari Janji Manis ke Barcelona

Suarez menyenangkan hati penggemar Liverpool ketika Maret 2014 dia mengatakan akan bertahan di klub terlepas dari apakah The Reds lolos ke Liga Champions atau tidak. Pemain Uruguay itu telah menandatangani kontrak baru hingga 2018 usai Arsenal mengajukan penawaran sebesar £40.000.001 untuk sang striker. 

Suarez berkata: “Saya menandatangani kontrak baru karena saya sangat senang di sini dan saya ingin tinggal di mana saya menikmati sepak bola dan kehidupan pribadi.” 

Suarez gigit Chiellini di Piala Dunia 2014

Namun, hanya enam bulan setelah pernyataan itu dan insiden “gigitan” di Piala Dunia 2014, Suarez resmi pindah ke Barcelona pada Juli 2014. 

Kaka – Cinta Milan yang Tak Bertahan Lama

Pemain Brasil yang memenangkan Ballon d’Or pada 2007 tersebut sangat dipuja oleh para pendukung Milan, dan pada Juni 2009 ia meyakinkan para penggemar bahwa ia akan bertahan. 

“Saya mengatakan untuk terakhir kalinya, saya tidak ingin meninggalkan Milan. Pada tahap ini saya lebih suka diam karena saya tidak ingin disalahartikan,” ujar Kaka. 

Ricardo Kaka merayakan gol bersama AC Milan sebelum transfer ke Real Madrid.

“Kepada jutaan fans Rossoneri, saya katakan bahwa saya telah membuat keputusan. Saya telah mengatakan saya ingin tinggal. Sekarang tolong biarkan saya dengan tenang. Kami juga lolos ke Liga Champions. Saya ingin terus menang bersama Milan.”

Tapi, realita berkata lain. Kurang dari sebulan kemudian, Kaka pindah ke Real Madrid dengan harga lebih dari 50 juta poundsterling. Banyak yang bilang, kepindahannya lebih karena Milan sedang krisis finansial. Jadi, Kaka bukan sekadar “meninggalkan”, tapi juga “menyelamatkan” klub. 

Sol Campbell – Dari Kapten Tottenham ke Arsenal

Memulai karir seniornya di Tottenham Hotspur, membuat lebih dari 250 penampilan untuk klub dan menjadi kapten tim yang meraih trofi Piala Liga pada 1999. Namun mantan pemain internasional Inggris itu secara mengejutkan pindah ke Arsenal pada Juli 2001.  

Lihat lagi apa yang dia katakan enam bulan sebelum kepindahannya pada awal tahun 2001. 

“Saya ingin bermain untuk Tottenham, itu saja. Saya sudah di sini begitu lama dan tidak ada alasan untuk saya ingin pergi. Bagi saya jika melakukan segalanya dengan baik di klub ini, maka akan berarti segalanya. Saya bermain untuk Spurs dengan hasrat tinggi, dan itu menyakitkan saya ketika kami kalah,” kata Campbell. 

Nyatanya Campbell pindah ke Arsenal, rival sekota Spurs! Bayangin deh, kayak pacar lama nikah sama tetangga sebelah. Untungnya, Campbell sukses besar di Arsenal dengan dua gelar Liga Inggris dan bagian dari Tim Invincible. 

Sol Campbell mengangkat trofi Premier League saat masih di Arsenal.

BACA JUGA: Eze dan 4 Pemain Top yang Tolak Tottenham Demi Arsenal

Stewart Downing – Bahagia di Aston Villa, Tapi Pergi

Downing meninggalkan Aston Villa ke Liverpool pada Juli 2011, hanya dua bulan setelah menyatakan bahwa dia senang tinggal di klub yang fantastis tersebut. Padahal pemain sayap itu baru saja dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Villa setelah musim 2010-11 yang luar biasa. 

Stewart Downing saat berseragam Liverpool.

“Kalau kamu bahagia, kenapa harus berubah?” ucap Downing.

Kadang memang kebahagiaan punya “harga”. Dan harga Downing saat itu 20 juta poundsterling.

Emmanuel Adebayor – Dari Arsenal ke City dengan Drama

Striker itu mencoba untuk meredam spekulasi seputar masa depannya pada Mei 2009 ketika dia berkata: “Arsenal menempatkan saya bisa sampai disini hari ini. Mereka menjadikan saya salah satu striker terhebat di dunia, saya harus membayar mereka kembali.” 

“Bagaimana saya akan membayar mereka kembali? Buat mereka memenangkan piala. Untuk itulah saya di sini dan saya harus berjuang untuk itu. Saya tidak punya alasan untuk pergi sampai saya mendapatkan trofi.” 

Emmanuel Adebayor merayakan gol bersama Manchester City setelah meninggalkan Arsenal.

Tapi cuma beberapa minggu kemudian, dia gabung Manchester City. Yang bikin panas, saat mencetak gol melawan Arsenal, Adebayor lari selebrasi ke depan fans The Gunners.

Dimitar Berbatov – Dari Setia Tottenham ke Setan Merah

Pada Januari 2008, Berbatov secara terbuka mengkritik agennya sendiri karena menyarankan dia untuk bergabung dengan klub yang lebih besar daripada Tottenham. 

“Saya adalah pemain Tottenham dan saya berusaha memberikan yang terbaik, sehingga saya dapat membantu tim saya. Saya senang ketika kami bermain bagus dan saya sedih ketika kami kalah,” kata Berbatov. 

Tapi ketika Manchester United datang dengan tawaran 30 juta poundsterling, Berbatov tak kuasa menolak. Setidaknya, keputusan itu terbayar lunas: Berbatov meraih 8 trofi bersama Setan Merah.

Cesc Fabregas – Janji Seumur Hidup di Arsenal Malah ke Barcelona

Tahun 2008, Fabregas sempat bilang ingin tinggal di Arsenal selama sisa hidupnya. Tapi ketika Barcelona datang mengetuk pintu hatinya, maka Fabregas tidak berpikir lama untuk pulang kampung membela klub masa kecilnya pada Agustus 2011. 

“Saya sangat senang, semuanya berjalan baik, saya punya banyak teman di klub ini. Saya menyukai kehidupan disini dan saya merasa nyaman dengan para penggemar,” ungkap Fabregas saat masih menjadi pemain Arsenal. 

“Jika mereka tidak menginginkan saya di sini, maka tentu saja saya ingin kembali ke Spanyol. Tetapi jika klub menginginkan saya dan manajer berpikir saya masih bisa memberikan banyak hal kepada klub, maka saya akan bertahan di sini. Saya akan berada di sini selama mereka menginginkan saya.” 

FAKTA TERBARU:

Leave a comment

Artikel Terbaru

Temukan Artikel Lainnya

🚨 Peringatan Penting!

Website resmi OlahBola hanya di olahbola.com.

Kami tidak bertanggung jawab atas situs website atau akun media sosial di luar yang tercantum di website resmi kami.

Hati-hati terhadap pihak yang mengatasnamakan OlahBola.

Pastikan hanya mengakses informasi dan layanan resmi kami melalui olahbola.com untuk mendapatkan layanan konten sepak bola terpercaya.