Siapa sangka, legenda AC Milan Alessandro Nesta ternyata tidak pernah berencana menjadi bagian dari Rossoneri. Ya, bek elegan yang identik dengan nomor 13 itu mengakui bahwa kepindahannya ke Milan pada 2002 bukan bagian dari rencana hidupnya.
Dalam podcast BSMT bersama Gianluca Gazzoli, Nesta bercerita jujur tentang masa-masa penuh drama di balik transfernya dari Lazio ke AC Milan. Kala itu, Lazio sedang kolaps secara finansial di bawah kepemimpinan Sergio Cragnotti. Bahkan, para pemain tidak digaji selama delapan bulan.
“Saya tahu itu tahun terakhir saya di Lazio. Kami sudah delapan bulan tidak menerima gaji. Klub punya banyak utang besar,” ungkap Nesta.
“Sebenarnya saya ingin ke Inter, mereka sudah bicara dengan klub. Tapi setelah tanggal 5 Mei, Inter menghilang begitu saja.”
@olahbolacom Legend Nesta aja minta jersey ke Ade Govinda 😍 Cerita serunya ketemu langsung sama Nesta dan Juan Veron bisa kamu tonton di YouTube OlahBola, langsung gaaas sob! 🚀 Kalau kamu ada kesempatan ketemu legenda Serie A, pengennya siapa sob? 👇 #lazio #seriea
♬ original sound – OlahBola.com – OlahBola.com
Dari “Hampir ke Inter” Jadi Juara Liga Champions
Tahun 2002 memang penuh drama. Inter Milan baru saja gagal merebut Scudetto di pekan terakhir, ya, May 5th tragedy yang masih menghantui fans Nerazzurri sampai sekarang. Meski jadi tim favorit, mereka justru kalah 2-4 dari Lazio, sehingga membuat Juventus yang meraih Scudetto di musim tersebut.
Setelah kejadian itu, Inter mundur dari negosiasi transfer Nesta. Negosiasi dengan Juventus juga tidak berjalan mulus. Dan di saat-saat terakhir jendela transfer, Milan datang seperti jodoh yang tak direncanakan.

“Saya tidak mau ke Milan karena saya yakin Inter akan juara musim berikutnya. Tapi malah saya ke Milan, dan kami juara Liga Champions di tahun pertama. Akhirnya ya… berjalan baik untuk saya,” ujar Nesta sambil tertawa.
Lucunya, sebelum semua drama Serie A itu, Nesta bahkan sempat didekati Real Madrid. “Setahun sebelum saya bergabung dengan Milan, Real Madrid menelepon saya setelah pertandingan melawan mereka. Seorang pemain mengatakan saya harus datang dan bermain untuk mereka. Saya bilang kepadanya bahwa saya bahagia di Lazio, dan dia bilang saya bodoh,” kenangnya sambil tertawa kecil.
BACA JUGA: Luis Figo Gagal ke Liverpool Gara-Gara Dua Pemain Ini
Luka di Roma, Kejayaan di Milan
Meski akhirnya berjaya di Milan, Nesta mengaku bahwa meninggalkan Lazio adalah luka besar dalam hidupnya. Sebagai orang yang lahir di kota Roma dan lulusan akademi Biancocelesti, ia tidak pernah membayangkan bermain untuk klub lain.
“Saya tidak pernah ingin meninggalkan Lazio. Orang-orang di Roma sangat dekat dengan saya. Tapi keadaan membuat saya harus pergi. Itu trauma buat saya,” ujarnya.

Namun takdir berkata lain. Dari pemain yang awalnya enggan, Nesta berubah menjadi ikon pertahanan Rossoneri. Selama sepuluh tahun di San Siro, ia mempersembahkan dua trofi Liga Champions, dua Scudetto, dan sederet gelar bergengsi lainnya.
Kadang, hidup memang seperti sepak bola: Kita bisa merencanakan segalanya, tapi yang menentukan hasil akhirnya tetap takdir… dan bagi hidup Nesta, mungkin takdirnya ada sedikit sentuhan Paolo Maldini.
FAKTA TERBARU:




