Menjadi pesepak bola profesional adalah mimpi banyak orang. Tapi buat Alfie Whiteman, kiper Tottenham Hotspur yang menjadi juara Europa League dan memperkuat Timnas Inggris di kelompok umur U-17 dan U-19, kehidupan di lapangan hijau ternyata bukan segalanya.
Lahir di London Utara, Whiteman bergabung dengan akademi Spurs sejak usia 10 tahun. Setelah menandatangani kontrak profesional pada 2019, kariernya seolah siap melesat. Namun siapa sangka, di usia baru 26 tahun, ia memilih pensiun pada akhir Juni 2025 dan beralih profesi menjadi fotografer dan sutradara film.
Keputusan yang mengejutkan? Tentu saja. Tapi bagi Whiteman, pilihan ini justru membuatnya lebih hidup.
“Apakah ini hidup yang saya mau?”
Dalam wawancaranya bersama The Athletic, Whiteman berkata: “Saya meninggalkan sekolah di usia 16 dan langsung hidup sepenuhnya untuk sepak bola. Saat umur 17 atau 18, saya mulai berpikir, ‘Apakah ini hidup saya selamanya?’ Saya sadar dari muda bahwa saya tidak bahagia.”
Kehidupan pemain muda di akademi top ternyata bisa terasa sempit. Rutinitas yang berulang seperti latihan, bus ke lapangan, makan, tidur, ulang lagi, membuatnya merasa kosong.
Dari situlah Whiteman mulai mencari hal lain di luar sepak bola. Ia mengikuti kelas akting, sempat membuat siaran radio bulanan berjudul “Sweet Tooth”, dan perlahan jatuh cinta pada dunia fotografi.
Lucunya, pintu dunia kreatif justru terbuka berkat teman pacarnya, seorang sutradara yang memperkenalkan Whiteman ke lingkungan produksi dan pemotretan. “Dunia ini membuka mata saya,” ujarnya.
🚨 NEW: Former #thfc goalkeeper Alfie Whiteman has RETIRED from football at the age of 26, becoming a Director and Photographer at Somesuch. pic.twitter.com/bEHvLCVZPY
— Spurs Army (@SpursArmyTweets) October 30, 2025
Tidak Ada Kemajuan di Sepak Bola
Secara karier, Whiteman tak sepenuhnya gagal. Ia sempat menjalani debut profesional pada 2020 di bawah asuhan Jose Mourinho melawan Ludogorets di Europa League. Ia juga menjalani dua musim di klub Swedia, Degerfors, dan bahkan merasakan gelar juara Europa League bersama Spurs pada 2025, meski hanya jadi pemain pelapis.
Namun cedera pergelangan kaki di Singapura menjadi titik balik. Saat menghabiskan sebagian besar musim 2023/24 untuk rehabilitasi panjang, ia mulai mempertanyakan arah hidupnya.
“Saya bekerja keras tiap hari agar bisa main lagi, tapi akhirnya hanya duduk di tribun. Sulit rasanya berjuang tapi tak ada hasil. Saya ingin merasa berkembang, tapi malah seolah mundur,” ujarnya.
Ketika kontraknya habis, Whiteman menolak tawaran dari dua klub Inggris. “Saya sadar, kebahagiaan saya ada di tempat lain,” katanya. “Lebih baik berhenti dengan kepala tegak, daripada terus di level yang tak saya inginkan.”
BACA JUGA: Dulu Peringkat 4 Ballon d’Or, Kini Legenda Swedia Jual Vacuum Cleaner
Kini, Hidupnya di Balik Lensa
Kini Whiteman justru bersinar di dunia kreatif. Ia bekerja di Somesuch, sebuah rumah produksi ternama di London, sebagai fotografer dan sutradara.
Ia telah berkolaborasi dengan Nike dan rapper Central Cee, bahkan sempat melakukan pemotretan di Norwegia dan Ukraina. Tak berhenti di situ, ia juga menyiapkan pameran foto tunggal yang idenya ia kembangkan sejak masih di Swedia.
“Saya punya banyak ide untuk proyek foto dan film pendek. Suatu hari nanti, saya ingin membuat film panjang,” ujarnya penuh semangat.
Dari Rumput ke Layar
Kisah Alfie Whiteman adalah pengingat bahwa tidak semua mimpi pemain bola harus berakhir di lapangan. Kadang, justru di luar stadion seseorang menemukan versi terbaik dari dirinya.
Mungkin buat sebagian orang, berhenti di usia 26 itu kegagalan. Tapi bagi Whiteman, itu awal dari hidup yang sebenarnya. Sekarang, bukan lagi bola yang ia kejar, melainkan cahaya yang jatuh sempurna di balik lensa kameranya.
Apakah kamu berani melakukan hal yang sama, meninggalkan “zona nyaman” demi mengejar kebahagiaan sejati?
FAKTA TERBARU:




