Pep Guardiola memberi instruksi kepada Rodri saat Manchester City mengalami awal musim sulit 2025
Rodri: ‘Saya Bukan Messi’, Lalu Apa Masalah Man City?

Setelah memenangkan Premier League enam kali dalam delapam musim terakhir, siapa sangka Manchester City kini terseok-seok di awal musim 2025/26. Musim lalu dianggap hanya “sedikit tergelincir” karena Pep Guardiola gagal meraih trofi untuk kedua kalinya sejak melatih City. Tapi kali ini, masalah terasa lebih dalam.

Padahal City sudah belanja lebih dari 330 juta poundsterling di bursa transfer musim panas dan Januari. Wajar bila fans berharap tim ini kembali segar, lapar, dan siap merebut tahta. Namun kenyataannya, setelah kalah dramatis 1-2 dari Brighton pada Minggu malam (31/8), City kini mencatat start terburuk sejak musim 2004/05.

Pertanyaannya sederhana tapi menohok: Apa yang salah dengan Guardiola dan Manchester City musim ini?

Manchester City Lupa Cara Bermain

City sebenarnya memulai musim dengan meyakinkan. Kemenangan 4-0 atas Wolves di laga perdana membuat fans optimistis. Tapi minggu berikutnya, penyakit lama muncul kembali: inkonsistensi.

Melawan Brighton, Haaland sempat membawa City unggul dengan gol ke-88-nya dalam 100 laga Premier League. Tapi pergantian empat pemain Brighton oleh Fabian Hurzeler membalikkan keadaan. James Milner menyamakan kedudukan lewat penalti, sebelum Brajan Gruda mencetak gol kemenangan di menit akhir.

Guardiola sendiri mengaku frustrasi: “Kami unggul selama satu jam. Setelah kebobolan, kami lupa cara bermain. Kami terlalu memikirkan konsekuensi,” ujar Pep saat jumpa pers usai laga.

Kalau diibaratkan, City seperti mahasiswa yang sudah rajin belajar seminggu, tapi saat ujian malah blank.

Rodri: “Saya Bukan Messi”

Kembalinya Rodri sempat dianggap kabar baik. Sang pemenang Ballon d’Or 2024 ini adalah motor permainan City. Sebelum laga kontra Brighton, tim tak pernah kalah dalam 49 laga Premier League ketika Rodri starter sejak Februari 2023.

Tapi ekspektasi terlalu tinggi bisa jadi bumerang. Baru kembali dari cedera lutut parah selama delapan bulan, Rodri menegaskan: “Saya bukan Messi. Saya tidak akan kembali dan langsung membuat tim menang terus. Sepak bola itu kolektif,” kata Rodri kepada Sky Sports.

Dia menambahkan, “Beberapa kesalahan yang kami lakukan seperti kesalahan anak-anak. Realitanya, kalau mau bersaing, level kami harus naik.”

Pep Guardiola tampak frustrasi di pinggir lapangan saat Manchester City terus tampil inkonsisten

Sentilan jujur Rodri ini mungkin terasa pahit, tapi sekaligus menunjukkan bahwa masalah City lebih besar daripada sekadar absennya satu pemain.

BACA JUGA: Arne Slot: Klub Ini Bisa Gagalkan Liverpool Juara Premier League

Masalah Utama: Lini Pertahanan

Kalau ditelisik lebih dalam, kelemahan City justru ada di fase bertahan tanpa bola. Gaya pressing tinggi ala Guardiola ternyata mulai terekspos.

Dalam dua laga terakhir (vs Spurs dan Brighton), pola kebobolannya hampir sama. Full-back City dipaksa menutup area terlalu luas, sementara lawan bisa dengan mudah mengeksploitasi ruang di sisi lapangan. Akibatnya, bek tengah City harus keluar ke area flank, zona yang membuat mereka rentan jika harus berduel.

Hasilnya? Lawan punya banyak ruang untuk menusuk di antara tiga bek City yang terlalu melebar. Kalau terus dibiarkan, pola ini bisa jadi “jalan tol gratis” buat tim lawan cetak gol.

Harapan Masih di Haaland

Di tengah kabar buruk, ada secercah cahaya. Erling Haaland kembali tajam. Setelah musim lalu sedikit menurun (meski tetap mencetak 22 gol di liga) tapi musim ini dia sudah bikin 3 gol dari 3 laga.

Sayangnya, playmaker baru Rayan Cherki harus absen dua bulan karena cedera, artinya beban di pundak Haaland makin berat.

Erling Haaland terlihat kecewa usai kekalahan Manchester City melawan Brighton di Premier League

Fans City mungkin gelisah, tapi dengan Haaland tetap produktif, harapan untuk bangkit masih ada. Manchester derby melawan United pada 14 September bakal jadi ujian nyata: apakah City siap kembali bersaing, atau makin terperosok dalam krisis?

Opini OlahBola: Masih Banyak Waktu Untuk Bangkit

Sebagai fans netral, melihat City kesulitan awal musim itu rasanya mirip lihat teman kaya raya yang tiba-tiba panik gara-gara ATM-nya terblokir. Kita tahu mereka masih punya banyak cadangan, tapi tetap lucu lihat ekspresi paniknya.

Namun, jangan salah. Guardiola adalah salah satu pelatih paling brilian di dunia. Kalau ada yang bisa mengubah masalah teknis jadi solusi revolusioner, ya Pep! 

Pertanyaannya hanya: seberapa cepat City bisa menemukan ritme sebelum jarak poin makin lebar dengan Liverpool di pucuk klasemen?

FAKTA TERBARU:

Leave a comment

Artikel Terbaru

Temukan Artikel Lainnya

🚨 Peringatan Penting!

Website resmi OlahBola hanya di olahbola.com.

Kami tidak bertanggung jawab atas situs website atau akun media sosial di luar yang tercantum di website resmi kami.

Hati-hati terhadap pihak yang mengatasnamakan OlahBola.

Pastikan hanya mengakses informasi dan layanan resmi kami melalui olahbola.com untuk mendapatkan layanan konten sepak bola terpercaya.