Kalau kamu pernah menonton pertandingan Borussia Dortmund di Signal Iduna Park, kamu pasti tahu satu momen yang bikin merinding: 80 ribu lebih fans mengangkat syal kuning-hitam sambil menyanyikan “You’ll Never Walk Alone”.
Tapi pernah kepikiran nggak, kenapa klub Jerman ini menyanyikan lagu yang identik banget sama Liverpool?
Dari Panggung Broadway ke Stadion Eropa
Siapa sangka, lagu yang kini jadi simbol solidaritas fans sepak bola dunia ternyata lahir dari panggung teater. “You’ll Never Walk Alone” pertama kali muncul dalam drama Liliom (1909) karya penulis asal Hungaria, lalu dipopulerkan lagi lewat musikal Carousel pada 1945.

Baru setelah band asal Liverpool, Gerry and The Pacemakers, merilis versinya pada tahun 1963, lagu ini berubah dari sekadar balada menjadi nyanyian kebersamaan di Anfield.
Namun, sejarah membawa lagu ini melangkah lebih jauh ke Jerman.
Pertemuan Tak Terlupakan: Liverpool vs Dortmund
Tahun 1966, Borussia Dortmund berhadapan dengan Liverpool di final European Cup Winners’ Cup. Dortmund menang 2-1 lewat gol waktu tambahan dari Reinhard Libuda.

Tapi, yang benar-benar mereka bawa pulang bukan cuma trofi, melainkan lagu yang kemudian jadi bagian dari identitas klub. Sejak saat itu, para fans Dortmund mulai terbiasa mendengar “You’ll Never Walk Alone” sebelum laga besar. Dan, tentu saja, mereka jatuh cinta.
Menariknya, bukan cuma Dortmund yang terinspirasi. Celtic juga mendengar lagu yang sama di semifinal dan sampai sekarang ikut menyanyikannya. Jadi ketika dua tim ini bertemu di kompetisi Eropa, bisa dibayangkan betapa magisnya stadion saat dua fanbase menyanyikan lagu yang sama, tapi dengan logat berbeda!
BACA JUGA: Petasan dari Fans Sendiri Bikin Striker Klub Bolivia Cedera Testis
Cerita YNWA Versi Dortmund
Masuk tahun 1990-an, band lokal Dortmund bernama Pur Harmony merekam versi mereka sendiri. Salah satu personelnya, Matthias Kartner, mengenang prosesnya:
“Kami ini anak-anak Dortmund dan fans berat BVB. Saat kami serahkan rekaman lagu ini ke announcer stadion, fans langsung lebih suka versi kami dibanding versi aslinya.”

Sejak itu, lagu ini jadi tradisi wajib 10 menit sebelum kick-off di Signal Iduna Park. Dan seolah membawa keberuntungan, tak lama kemudian Dortmund meraih gelar Liga Champions pertama mereka pada 1997.
Lagu yang Lebih dari Sekadar Nyanyian
Dari Mainz, St. Pauli, sampai Kaiserslautern, banyak klub Jerman yang ikut menyanyikannya. Tapi bagi Dortmund, lagu ini punya makna lebih dalam.
Mereka pernah hampir bangkrut di awal 2000-an, tapi bangkit berkat semangat fans dan komunitas. “You’ll Never Walk Alone” jadi simbol bahwa mereka tidak pernah berjalan sendirian, bahkan di masa tergelap.

Dan sekarang, setiap kali ribuan fans di “Yellow Wall” berdiri dan menyanyikannya, kamu bisa rasakan getaran itu bukan cuma di telinga, tapi di dada. Seperti kata Jurgen Klopp:
“Di Jerman hanya dua klub yang menyanyikan ‘You’ll Never Walk Alone’ sebelum laga: Mainz dan Dortmund. Sekarang saya berada di tempat asal lagu itu… dan rasanya tetap sama, membuat bulu kuduk berdiri.”
@olahbolacom Dreams come true denger langsung You’ll Never Walk Alone 🎶 Tapi kenapa anthem Liverpool ini dinyanyikan di stadion Borussia Dortmund? 🤔 #bundesliga #borussiadortmund #bvb #ynwa
♬ original sound – OlahBola.com – OlahBola.com
Solidaritas Fans Tanpa Batas
Kini, “You’ll Never Walk Alone” bukan lagi milik satu klub. Lagu ini telah menjadi simbol cinta, solidaritas, dan harapan di dunia sepak bola.
Tapi di Dortmund, di bawah cahaya kuning Signal Iduna Park yang bergelora dan dinding manusia raksasa bernama “Yellow Wall”, lagu itu terdengar seperti doa, dan setiap baitnya terasa seperti janji bahwa apa pun yang terjadi, mereka takkan pernah berjalan sendirian.
FAKTA TERBARU: