Hasil imbang Indonesia U-23 melawan Laos di laga pertama kualifikasi Piala Asia U-23 2026 pada Rabu malam (3/9) benar-benar mengecewakan. Skuad Garuda Muda yang di atas kertas lebih kuat justru gagal memanfaatkan banyak peluang emas.
Gerald Vanenburg sebagai pelatih pun tidak menutup mata. “Ya, kita bisa berbicara tentang penyelesaian. Itu tidak cukup bagus. Melawan Laos, harusnya kita menang dengan mudah. Itu yang saya pikirkan. Tapi kita tidak melakukannya,” ucapnya tegas selepas laga.
Padahal, menurut catatan, ada lebih dari enam peluang bersih tercipta. Sayangnya, tak satu pun yang bisa berbuah gol. Situasi ini membuat suasana ruang ganti pun terasa berat.
Mentalitas yang Belum Terbangun
Bukan hanya soal teknis, sang pelatih menyoroti mentalitas pemain. “Hari ini kita tidak bersedia. Benar-benar tidak bersedia untuk menjadi tim. Itu harus datang dari dalam,” katanya.
Kalimat itu terasa menohok. Bagi fans, mungkin terdengar klise. Tapi kalau dipikir-pikir, benar juga. Kita sering merasa sudah ‘di atas angin’ hanya karena sekali menang besar, padahal perjalanan masih panjang.
Apalagi, lawan hanya bertahan total. “Satu-satunya yang mereka lakukan adalah bertahan. Mereka tidak bagus. Tapi kita lebih buruk. Dan kita harus menanggung itu sekarang,” tambahnya.
@olahbolacom Bukan hanya mirip ternyata mereka emang sohib, Sob! Berapa persen kemiripannya? 😍 #fyp #timnasindonesia
♬ suara asli – OlahBola.com – OlahBola.com
Open Play Masih Mandek
Salah satu catatan paling krusial adalah soal gol dari open play. “Jadi sekarang tidak adil juga, kalau misalnya kita menyalahkan para pemain yang ada, semuanya harus evaluasi diri sendiri.”
Ia mencontohkan, timnya pernah bikin lima gol saat babak pertama lawan Brunei saat AFF U-23 beberapa waktu lalu, tapi di babak kedua justru mandek. “Kalau kamu ingin bermain baik, kamu harus terus latihan. Ronaldo sampai sekarang pun masih bekerja keras. Kita bisa lihat di mana dia berada sekarang,” ujarnya.
“Tapi coba tolong dilihat para pemain-pemain kita yang memang di klubnya masing-masing tidak memiliki menit bermain, karena itu yang penting.”
BACA JUGA: Gerald Minta Timnas U-23 Move On, Saatnya Naik Level
Opini OlahBola: Tidak Boleh Kalah di Dua Laga Berikutnya
Dengan hasil imbang ini, jalan Indonesia U-23 untuk lolos jadi makin terjal. Namun sang pelatih tetap menekankan pentingnya mentalitas menang sejak laga pertama.
“Kalau kita ingin lolos, maka kita harus mengalahkan Makau dan Korea Selatan. Saya tidak peduli dengan siapa saya bermain. Itu mentalitas yang saya miliki,” katanya menutup konferensi pers.
Kalau dipikir, hasil lawan Laos ini memang bikin garuk-garuk kepala. Lawan yang mestinya bisa ditaklukkan dengan nyaman justru bikin kita tersedak.

Tapi satu hal yang menarik, coach Gerald Vanenburg tidak mau menyalahkan pemain semata. Ia mendorong semua untuk bangkit, termasuk menyoroti pentingnya menit bermain di klub. Dan di sini mungkin kita bisa nyeletuk: “Ya gimana mau tajam, kalau di klub lebih sering jadi cadangan abadi?”
Setelah ditahan imbang Laos, Indonesia U-23 masih punya dua laga penting yang akan menentukan nasib mereka di kualifikasi Piala Asia U-23 2026:
- Indonesia U-23 vs Makau U-23 – Sabtu, 6 September 2025
- Indonesia U-23 vs Korea Selatan U-23 – Selasa, 9 September 2025
Dua pertandingan ini bakal jadi partai hidup-mati. Kalau ingin lolos, Garuda Muda wajib menang di keduanya.
FAKTA TERBARU: Nasib Aneh Wonderkid Chelsea: Dari Lawan Drogba ke MMA