Mimpi pemain Indonesia untuk bermain di liga top Eropa bukanlah hal mustahil. Bundesliga, sebagai salah satu kompetisi elite dunia, telah lama dikenal memiliki sistem pengembangan pemain muda terbaik dan daya saing tinggi.
Namun, pertanyaannya selalu sama: apakah talenta dari Asia Tenggara, khususnya Indonesia, bisa bersaing di sana?
Dalam sebuah sesi eksklusif bersama OlahBola, Erik Durm sebagai pemenang Piala Dunia 2014 bersama Timnas Jerman dan juara Liga Europa bersama Eintracht Frankfurt memberikan jawabannya.
Saat menghadiri acara Bundesliga Common Ground di Jakarta pada 13 Juli 2025, Durm tak hanya membagikan pengalamannya bermain di level tertinggi liga Jerman, tapi juga memberi pandangan jujur soal potensi pemain Indonesia untuk unjuk gigi di Bundesliga.
Kevin Diks: Bawa Harapan Indonesia

Salah satu nama yang disebut langsung oleh Durm adalah Kevin Diks, pemain keturunan Indonesia yang baru saja direkrut Borussia Mönchengladbach.
Lahir dan besar di Belanda, Diks memulai karier profesionalnya di Vitesse, sebelum sempat merasakan atmosfer Serie A bersama Fiorentina dan dipinjamkan ke Feyenoord, Empoli, dan Aarhus GF.
Setelah tampil solid bersama FC Copenhagen dan menunjukkan konsistensi di lini belakang, Diks akhirnya menarik perhatian klub-klub top Eropa. Transfer ke Borussia Mönchengladbach pun menjadi babak baru dalam kariernya, sekaligus jadi bukti bahwa pemain dengan darah Indonesia punya tempat di liga sebesar Bundesliga.
“Kevin Diks adalah salah satu yang terbaik dari Indonesia. Dengan usaha dan tentu saja talenta, kamu harus beri yang terbaik, karena dari seluruh dunia punya kesempatan main di Bundesliga,” ujar Durm.
Skill dan Mentalitas Jadi Kunci
Ketika ditanya lebih dalam mengenai apa yang dibutuhkan agar pemain Indonesia bisa bersaing di Bundesliga, Durm menekankan bahwa talenta saja tidak cukup. Ia menyoroti pentingnya mentalitas yang kuat dan kondisi fisik yang prima.

“Jika ingin main di Bundesliga, mental adalah hal terpenting. Kondisi harus prima agar bisa main 90-95 menit, kuat secara fisik, dan yang terpenting sehat. Karena itu yang dibutuhkan di semua olahraga,” tegasnya.
Durm menambahkan, banyak pemain muda saat ini sudah menunjukkan kesiapan di usia 17–18 tahun, dan Bundesliga sangat terbuka untuk mereka yang siap bersaing, tanpa memandang usia atau asal negara. Yang penting adalah komitmen dan kerja keras untuk berkembang setiap hari.
Talenta Muda Indonesia Punya Potensi
Lebih jauh, Durm memuji semangat dan antusiasme para pemain muda Indonesia yang ia temui selama di Jakarta. Ia melihat bahwa potensi itu nyata, dan yang dibutuhkan sekarang adalah dukungan berkelanjutan serta lingkungan kompetitif yang bisa mendorong mereka berkembang.

“Seperti yang kamu lihat, betapa senangnya anak-anak di sini. Mereka bertalenta, dan semuanya pasti bisa,” tambah Durm.
Peluang untuk tampil di Bundesliga bagi pemain Indonesia bukan hanya mimpi. Kisah Kevin Diks bisa menjadi inspirasi nyata. Namun untuk bisa menembus ketatnya persaingan Bundesliga, dibutuhkan lebih dari sekadar kemampuan teknis. Mental baja, fisik tangguh, dan kecintaan pada proses latihan harian adalah fondasi utama. Jika semua itu dimiliki, bukan tidak mungkin akan banyak Garuda yang terbang tinggi di langit Bundesliga.