Timnas Indonesia baru saja menutup uji coba melawan Lebanon di Stadion Gelora Bung Tomo. Laga berakhir tanpa gol, namun atmosfer di lapangan begitu intens dan memberi banyak pelajaran berharga.
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, turun langsung memberi evaluasi. Menurutnya, laga ini bukan sekadar pemanasan, tapi cerminan persiapan teknis dan mental menghadapi lawan-lawan berat di ronde keempat kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, yakni Irak dan Arab Saudi.
Waspada Terpancing Emosi
Erick menekankan bahwa gaya bermain tim-tim Timur Tengah punya ciri khas yang sering kali berbeda dengan lawan Asia lainnya. Pertandingan melawan Lebanon menjadi semacam simulasi nyata untuk hal itu.
Ia menyebut bahwa pemain Indonesia, terutama yang baru bergabung, harus lebih siap secara mental agar tidak terprovokasi oleh permainan keras atau gaya mengulur waktu yang kadang membuat frustrasi.
“Para pemain harus belajar bertanding dengan karakter Timur Tengah, yang seperti kita sudah selalu lihat sebelum-sebelumnya kita main di Bahrain seperti apa, main di Saudi seperti apa,” ujar Erick Thohir.
Ia menambahkan bahwa kontrol emosi sama pentingnya dengan skill teknis.
“Jangan sampai terpancing dengan gaya permainan mereka. Tentu lebih baik kita fokus meningkatkan finishing touch kembali.”
@olahbolacom Bang Jay ga sabar mau ngalahin Arab Saudi 🫡 Di laga melawan Lebanon, siapa yang performanya paling keren sob? #timnasindonesia #jayidzes
♬ original sound – OlahBola.com – OlahBola.com
Finishing Jadi PR Utama
Di laga melawan Lebanon, Timnas Indonesia sebenarnya mampu menciptakan beberapa peluang emas. Hanya saja, penyelesaian akhir masih jauh dari kata klinis.
Erick tidak menutup mata soal ini. Menurutnya, serangan yang sudah rapi akan sia-sia jika sentuhan terakhir tak berbuah gol.
Meski begitu, ia tetap melihat sisi positif. Rotasi yang dilakukan Patrick Kluivert memberinya gambaran luas tentang kualitas setiap pemain. Dari sana terlihat bahwa persaingan di dalam tim berjalan sehat dan kompetitif.
“Saya sendiri senang uji coba dengan Lebanon, dan uji coba dengan China Taipei, merotasi seluruh pemain dan melihat bagaimana masing-masing sangat bersaing, kita bisa lihat kompetitif diantara mereka.”
BACA JUGA: Indonesia Kuasai Bola Tapi Seret Gol, Ini Alasan Kluivert
Update Kondisi Pemain
Salah satu hal yang juga jadi perhatian adalah kondisi pemain. Erick mengungkapkan ada kekhawatiran soal Ole Romeny, yang mengalami masalah kebugaran. Meski sang pemain punya semangat besar untuk tetap bermain, keputusan akhir tetap ada di tim medis.
“Kalau Ole sendiri saya tidak bisa komen dulu sebelum sampai ada kabar yang jelas dari tim dokter. Takutnya saya terlalu cepat. Tapi Ole sendiri saya rasa ada kirim pesan ke Coach Patrick bahwa dia ingin main di round 4. Tapi kan recovery-nya harus cepat.”
Bela Sungkawa untuk Ultras Garuda
Di luar teknis sepak bola, Erick juga menyampaikan kabar duka yang menyentuh hati. Salah satu suporter Ultras Garuda, Darul Arianto, meninggal dunia di stadion GBT. Erick memberikan doa dan penghormatan khusus dalam kesempatan ini.
“Saya ingin mengucapkan bela sungkawa atas meninggalnya salah satu supporter Ultras Garuda, Saudara Darul Arianto. Saya mengungkapkan rasa bela sungkawa yang mendalam.”
Di momen ini terasa sekali bahwa sepak bola bukan hanya soal menang atau kalah. Dukungan suporter adalah nyawa yang selalu menghidupi Timnas. Tanpa mereka, atmosfer pertandingan tak akan pernah sama.
FAKTA TERBARU: Jay Idzes Ungkap Rahasia Timnas Indonesia Kunci Lebanon