Manchester United butuh lebih dari sekadar pemain cepat atau yang viral di TikTok. Mereka butuh pemain yang bisa mempengaruhi ruang ganti dan mental pekerja keras seperti Cristiano Ronaldo. Dan… siapa sangka jawabannya datang dari Avallon, kota kecil di Prancis yang bahkan Google Maps pun perlu nge-zoom dua kali untuk nemu lokasinya.
Bryan Mbeumo, 25 tahun, didatangkan dari Brentford dengan mahar £71 juta atau sekitar 1,8 triliun rupiah. Tapi yang dibawa ke Old Trafford bukan cuma kecepatan dan cut inside dari sayap kanan. Dia datang dengan energi, etos kerja, dan kebiasaan baik yang menular.
“Bryan itu tidak suka kalah. Tapi dia juga bukan langsung marah-marah tidak jelas. Dia akan membalas lewat latihan lebih keras, fokus lebih tinggi, dan akhirnya performa yang naik,” kata Franck Momo, sahabat masa kecil Mbeumo dan mantan rekan setimnya di Troyes.

Cerita Anak Biasa di Coupe Gambardella
Kita sering mendengar nama besar macam Mbappe, Benzema, atau Zidane dari Prancis. Tapi Mbeumo? Waktu remaja di Troyes, dia bahkan bukan bintang utama. Ia hanya anak yang tahu kalau kerja keras bisa mengalahkan bakat saat bakat tidak bekerja keras.
“Saat ia bersama kelompok usia kelahiran tahun 1999, saya dua tahun lebih tua, tetapi satu hal yang pasti, dia bukan pemain terbaik di atas kertas,” ucap Franck Momo.
“Saya ingat pertama kali dia dipromosikan untuk bermain bersama kami di tim Cadangan Troyes, dan saya bertanya kepada pelatih mengapa Bryan, bukan yang lain. Saya mendapat jawaban sederhana: Bryan yang paling efisien. Dia tahu kekuatannya dan terus mengasahnya setiap hari.”
Dan benar saja. Saat final Coupe Gambardella, kompetisi junior paling bergengsi di Prancis (versi lokalnya FA Youth Cup), Mbeumo mencetak dua gol untuk Troyes U-19, mengantar mereka meraih trofi pertama dalam 62 tahun.
Yang bikin istimewa? Gol pertamanya adalah tendangan voli keras dari luar kotak. Gol kedua memastikan kemenangan. Dari situ, Mbeumo langsung dapat kontrak professional di Troyes.

Ketika Semua Pindah Klub Besar, Mbeumo Justru Pilih Jalan “Aneh”
Setelah Troyes terdegradasi, banyak klub besar Prancis datang menawarnya: PSG, Monaco, dan Lens mendekat, tapi Mbeumo malah memilih Brentford yang saat itu masih di Championship.
Di musim debutnya, ia mencetak 16 gol dalam 46 laga, mengantar Brentford ke final play-off. Musim berikutnya, ia beradaptasi bermain dengan Ivan Toney dan berhasil promosi ke Premier League setelah mengalahkan Swansea di Wembley.

Kenaikan performa Mbeumo di Eropa tak luput dari perhatian Kamerun yang merupakan tanah kelahiran sang ayah.
“Terus terang, saya rasa awalnya dia masih berharap bisa dipanggil timnas Prancis. Tapi kami tak berhenti mencoba karena setiap tahun Bryan selalu pulang ke Kamerun. Itu menunjukkan ada ikatan. Kami terus mengetuk pintu hatinya,” kata Emmanuel Kollo, manajer tim nasional Kamerun
Usaha itu begitu serius, sampai-sampai Samuel Eto’o, legenda sepak bola sekaligus presiden federasi turun tangan langsung yang membuat harapan itu menjadi kenyataan.
BACA JUGA: Kenapa Patrick Kluivert Berkali-kali Bilang Tidak Untuk Pindah ke Manchester United?
Statistik Mbeumo (Musim 2024/25 – Brentford)
Statistik Mbeumo musim lalu membuktikan bahwa dia bukan cuma konsisten tapi luar biasa efektif.
- 27 kontribusi gol (gol + assist) di Premier League 2024/25
➤ Peringkat ke-3 tertinggi di liga, hanya kalah dari Mohamed Salah dan Alexander Isak. Dan ingat, ini dia lakukan di Brentford, bukan tim yang langganan zona empat besar. - 998 sentuhan di sepertiga akhir lapangan
➤ Peringkat kedua musim lalu, hanya di bawah Salah. Ini bukti bahwa Mbeumo hidup di zona berbahaya bukan cuma jalan-jalan di sayap. - 351 progressive passes received
➤ Lagi-lagi nomor dua di liga, di belakang Salah. Artinya? Mbeumo jadi target utama dalam serangan progresif, Brentford terus cari dia saat mau maju. - 106 kali salah kontrol bola (miscontrols)
➤ Tertinggi ketiga di liga, hanya kalah dari Salah dan Morgan Rogers. Tapi justru ini menandakan satu hal penting: dia ambil risiko. Dia bukan pemain yang main aman karena dia nyerang terus.
Gaya mainnya yang agresif dan tanpa basa-basi ini bakal klop banget sama strategi cepat dan langsung ala Ruben Amorim. Apalagi kalau nanti dipasangkan dengan Matheus Cunha, yang mirip tapi dari sisi kiri.
Bayangkan dua pelari bertenaga turbo, satu kanan, satu kiri, siap hubungkan serangan dengan striker Tengah yang garang macam Benjamin Sesko, maka Manchester United bisa jadi tim dengan transisi tercepat di Premier League.

MU Butuh Lebih Banyak Pemain “Biasa Tapi Luar Biasa”
MU sudah lama hilang arah. Sejak Sir Alex pensiun, yang datang kebanyakan cuma nama besar. Tapi yang dibutuhkan MU bukan cuma nama tapi mereka butuh jiwa.
Cristiano Ronaldo datang dan sempat berusaha menaikkan standar. Tapi akhirnya, dia sendiri kecewa karena tidak banyak yang mengikutinya.
Kini, datanglah Bryan Mbeumo. Bukan orang yang akan langsung bicara keras di ruang ganti. Tapi:
“Dia latihan seperti main di pertandingan resmi. Gaya hidupnya bisa jadi standar baru di MU,” kata Emmanuel Kollo, staf pelatih timnas Kamerun
Dan mungkin, ini yang dibutuhkan MU. Bukan hanya superstar, tapi super-worker. Sosok yang lebih peduli tim daripada kamera. Yang bisa mencetak gol, menciptakan peluang, dan membuat rekan setim merasa untuk ikut kerja keras.
Opini OlahBola: Harapan Kecil yang Bisa Mengubah Manchester
Bryan Mbeumo bukan pemain yang bikin kita bilang “wow” saat konferensi pers. Tapi dia bisa bikin fans bilang “akhirnya…” saat melihat MU main dengan semangat lagi.
Kalau kamu fans MU yang udah trauma sejak Moyes, mungkin ini saatnya mulai percaya pelan-pelan lagi. Karena dari kota kecil di Prancis, hadir anak muda yang akan menyuntikkan kembali mental baja, kesederhanaan, dan ambisi, tiga hal yang hilang dari Old Trafford cukup lama.
“Awalnya dia pendiam. Tapi begitu musim berjalan, profesionalisme dan kepribadiannya akan muncul. Dan semua pemain akan mulai menyesuaikan diri,” kata Franck Momo sahabat Mbeumo.
FAKTA TERBARU: Pemain Terbaik Versi Mourinho: Bukan Ronaldo atau Messi