Nama Lamine Yamal beberapa tahun terakhir jadi simbol masa depan sepak bola dunia. Baru 18 tahun, sudah bawa Spanyol juara Euro 2024, bantu Barcelona sapu bersih treble domestik, bahkan finis runner-up Ballon d’Or 2025 di belakang Ousmane Dembele.
Tapi di balik sinarnya yang terang, tersimpan kabar yang bikin hati para Cules menangis, Yamal ternyata menderita cedera kronis yang tak bisa disembuhkan.
Pubalgia: Cedera yang Tak Pernah Benar-Benar Sembuh
Menurut laporan dari Sport, Lamine Yamal didiagnosis mengidap pubalgia, yaitu cedera kronis di daerah pangkal paha yang menyebabkan rasa nyeri terus-menerus di area tulang kemaluan.
“Pertama-tama, kita harus mengatakan bahwa pubalgia bukan cedera otot, tapi perubahan di area pubis, tempat beberapa otot utama bertemu,” kata fisioterapis Lluis Puig kepada media Spanyol.
Ia menambahkan, “Cedera ini tidak bisa sembuh dalam waktu singkat. Pemain harus belajar hidup dengannya, melakukan latihan pencegahan dan penyesuaian agar tetap bisa tampil di level tertinggi.”
Bahasa kasarnya, Yamal harus berdamai dengan rasa sakit kalau ingin tetap berlari dan menendang bola di panggung tertinggi dunia.
@olahbolacom Skema yang cantik dan diselesaikan oleh Brian Ick. 💫⚽️ 🇮🇩 vs 🇦🇺 #futsalseries #timnasfutsal
♬ original sound – OlahBola.com – OlahBola.com
Rasa Sakit yang Mengganggu di Tengah Kejayaan
Kalau kamu sempat nonton El Clasico pada Oktober 2025, mungkin sadar ada yang berbeda dari Yamal. Beberapa kali wajahnya meringis, seperti menahan sakit, tapi tetap memaksa bermain. Menurut Dr. Ripoll, seorang dokter spesialis olahraga, cedera ini “mengurangi kemampuan pemain untuk bergerak dan menembak hingga 50%.”
Ia menambahkan, “Rasa sakitnya memang tidak membuat pemain berhenti total, tapi cukup membuat performanya menurun drastis.”
Pelatih Barcelona, Hansi Flick, bahkan sempat mengakui bahwa cedera Yamal bukan hal yang bisa benar-benar sembuh, tapi harus terus dikendalikan.
“Cedera itu harus dikelola, dia anak yang disiplin. Dia harus berlatih, menjalani perawatan dan itu sedang dia lakukan. Saya tidak bisa bilang cederanya sudah sembuh karena kadang kambuh lalu kadang membaik. Jadi dia harus bisa mengaturnya,” ujar Flick kepada wartawan.
BACA JUGA: Petasan dari Fans Sendiri Bikin Striker Klub Bolivia Cedera Testis
Messi Pernah Alami Cedera Serupa
Menariknya, Lionel Messi juga pernah mengalami pubalgia dua kali. Bedanya, Messi saat itu sudah matang secara fisik dan punya tim medis elite yang membantu menstabilkan kondisinya.
Yamal, di sisi lain, masih dalam masa pertumbuhan. Tubuhnya masih terus berubah, dan di situlah, menurut para ahli, letak masalahnya. Postur, otot, hingga cara berlari yang belum stabil bisa memicu cedera jenis ini.
Masa Depan yang Masih Terang, Tapi…
Kabar ini memang bikin khawatir. Tapi kalau ada pemain yang bisa melawan takdir cedera, mungkin Yamal salah satunya. Dia sudah menunjukkan mental baja sejak umur 15 tahun dengan bermain melawan pemain senior, mencetak gol, dan membawa negaranya juara.
Mungkin sekarang waktunya dia belajar hal baru: bagaimana bertahan, bukan hanya di lapangan, tapi juga melawan tubuhnya sendiri.
Dan siapa tahu, beberapa tahun ke depan, kita akan membaca kisah lain: “Lamine Yamal, pemain yang tak pernah sembuh, tapi tak pernah menyerah.”
FAKTA TERBARU:




