Suasana El Clasico akhir pekan lalu (26/10) ternyata tak berakhir ‘dingin’ di lapangan. Dani Carvajal dan wonderkid Barcelona, Lamine Yamal, terlibat adu mulut sengit setelah Real Madrid menang 2-1 atas Blaugrana di Bernabeu.
Konflik bermula dari komentar Yamal yang sempat menyindir Madrid dengan sebutan “maling dan pengeluh” di media sosial sebelum laga, sebuah ucapan yang memancing amarah fans Madrid, bahkan Carvajal sendiri.
Setelah peluit panjang, Carvajal menghampiri Yamal dan berkata tajam, “Kamu kemarin banyak bicara, ayo sekarang bicara lagi!”

Momen itu memancing kerumunan pemain dari kedua tim hingga terjadi keributan kecil di pinggir lapangan. Tak lama, keduanya dilaporkan saling unfollow di Instagram, menandakan tensi belum benar-benar reda.
Lucunya, dua pemain ini adalah bagian dari tim nasional Spanyol. Pelatih La Roja, Luis de la Fuente, mungkin bakal butuh keahlian diplomasi tingkat tinggi agar ruang ganti Spanyol tak ikut terbakar aroma El Clasico.
Tapi, perseteruan “teman satu tim nasional” ini bukan hal baru. Berikut tujuh contoh paling dramatis:
Gerard Pique vs Sergio Ramos

Mereka simbol dua kubu abadi: Barcelona dan Real Madrid. Tapi keduanya harus bahu-membahu saat berseragam Spanyol.
Ramos pernah berkata sinis: “Kalau Piqué menyerang Real Madrid, tentu itu berdampak pada kami. Tapi dia memang tak bisa hidup tanpa bikin keributan.”
Meski akhirnya bisa profesional di lapangan, aura saling sindir antara keduanya sulit disembunyikan.
John Terry vs Rio Ferdinand

Dua bek terbaik Inggris di eranya, tapi hubungan mereka retak setelah kasus rasial antara John Terry dan Anton Ferdinand, adik Rio.
Rio menulis dalam autobiografinya: “Bagi saya, orang paling bodoh selalu John Terry… seandainya ia langsung mengakuinya saat itu juga, semua orang akan jauh lebih tenang.”
Hubungan mereka tak pernah pulih sepenuhnya, dan sejak saat itu duet “Terry–Ferdinand” di timnas tinggal sejarah.
John Terry vs Wayne Bridge

Satu lagi kisah pahit dari Inggris tentang ugaan perselingkuhan John Terry dengan Vanessa Perroncel, mantan pasangan rekan setimnya, Wayne Bridge. Saat skandal mencuat, Bridge yang sudah di Manchester City menolak berjabat tangan dengan Terry, momen ikonik dalam drama sepak bola Inggris.
Akibatnya, Terry dicopot dari jabatan kapten Timnas Inggris oleh Fabio Capello, sementara Bridge tak pernah lagi membela timnas setelah itu.
BACA JUGA: Luis Figo Gagal ke Liverpool Gara-Gara Dua Pemain Ini
Karim Benzema vs Mathieu Valbuena
Salah satu skandal paling serius di sepak bola Prancis. Benzema saat itu disebut “menyarankan” agar Valbuena membayar orang yang memerasnya untuk menghancurkan video seks pribadinya.
Valbuena sempat berkata sarkastik, “Saya belum pernah bertemu orang yang mau menghancurkan video tanpa imbalan hanya karena ia mencintai saya.” Benzema sempat dibekukan dari timnas selama lima tahun sebelum akhirnya dipanggil lagi di Euro 2021.
Teddy Sheringham vs Andy Cole

Sama-sama legenda Manchester United, tapi hubungan mereka beku sejak Sheringham mengabaikan uluran tangan Cole saat debutnya di timnas Inggris tahun 1995.
Cole mengaku, “Saya tak ingin main lagi setelah itu. Rasanya seperti dipermalukan.”
Mereka bertahun-tahun satu klub, tapi tak pernah saling bicara, bahkan di ruang ganti!
@olahbolacom Ga salah Gladbach rekrut Kevin Diks 🙌 Selain jago penalti, ternyata ada skill-nya yang bikin tim video analyst terpikat pemain Indonesia satu ini 🇮🇩 Skill apa lagi yang paling kamu suka dari Diks, sob? #kevindiks #borussiamönchengladbach #borussia #bundesliga #timnasindonesia
♬ original sound – OlahBola.com – OlahBola.com
Mauro Icardi vs Maxi Lopez

Drama klasik Argentina di Italia. Icardi disebut merebut istri sahabatnya, Wanda Nara, yang juga istri Lopez. Sejak itu, Lopez menolak bersalaman dengan Icardi, dan hubungan mereka tak pernah pulih. Netizen bahkan menjuluki pertemuan mereka di Serie A sebagai “El Clasico de Wanda”.
Robin van Persie vs Klaas-Jan Huntelaar

Belanda yang seharusnya beruntung memiliki dua penyerang terbaik justru dihadapkan pada perpecahan internal di Euro 2012. Dua striker top Belanda, Van Persie dan Huntelaar, terlibat persaingan ketat memperebutkan posisi utama di timnas.
Meski Huntelaar mengenakan nomor 9 dan menjadi top skor kualifikasi dengan 12 gol, posisinya tetap belum aman, bahkan sempat ada adu mulut di ruang ganti.
Ruud Gullit pernah berkata, “Tensi tinggi di antara mereka sudah ada sejak Piala Dunia 2010. Di Euro 2012 akhirnya meledak.”
Belanda pun berakhir sebagai juru kunci di gelaran Euro Polandia dan Ukraina, tanpa meraih satupun kemenangan.
FAKTA TERBARU:




