Terungkap! 8 Pemain Bola Top Dunia yang Pernah Terjerat Kasus Doping

Doping dalam sepak bola bukan cuma masalah curang, tapi bisa menghancurkan karier dan reputasi seketika.

Jadi atlet top dunia nggak cuma butuh latihan keras dan skill mumpuni, tapi juga harus super hati-hati menjaga tubuh dari hal-hal terlarang. Sayangnya, beberapa pesepakbola terkenal ini pernah tersandung kasus doping yang bikin heboh dunia sepak bola.

Berikut deretan pemain yang pernah terbukti terlibat kasus doping, baik karena kesengajaan maupun karena kelalaian:

Paul Pogba

Mantan gelandang Juventus ini dinyatakan positif menggunakan zat yang meningkatkan kadar testosteron, usai menjalani tes acak setelah laga melawan Udinese pada 20 Agustus 2023.

Tes tersebut menunjukkan lonjakan kadar hormon yang bisa meningkatkan daya tahan atlet. Awalnya Pogba terancam hukuman maksimum 4 tahun, namun CAS (Court of Arbitration for Sport) mengurangi menjadi 18 bulan, dengan alasan Pogba tidak sengaja mengonsumsi DHEA (bisa meningkatkan kadar hormon buatan secara cepat) melalui suplemen yang diresepkan dokter dengan efek bisa menambah stamina atau kekuatan otot secara tidak wajar.

Pogba mendapatkan hukuman total 18 bulan akibat tes doping, yang membuatnya absen dari semua kompetisi resmi antara September 2023 hingga Maret 2025. Meski kontraknya dengan Juventus diakhiri pada akhir November 2024, hanya perlu waktu sekitar 3 bulan setelah ia boleh bermain kembali untuk menemukan klub baru dan resmi bergabung dengan AS Monaco pada akhir Juni 2025.

Pep Guardiola

Pada musim panas 2001, Pep Guardiola meninggalkan Barcelona untuk melanjutkan karier ke Brescia di Serie A. Beberapa bulan di Italia, Guardiola dinyatakan positif menggunakan steroid nandrolone (steroid yang bisa mempercepat pertumbuhan otot) menyusul kekalahan 5-0 dari Lazio.

Menurut Guardiola, zat terlarang itu disebabkan konsumsi suplemen yang terkontaminasi, namun pihak liga tetap memberi larangan empat bulan karena keterlibatannya dalam doping.

Jaap Stam

Bek asal Belanda ini juga terkena kasus serupa saat bermain di Lazio. Setelah pertandingan melawan Atalanta pada Oktober 2001, ia dinyatakan positif menggunakan nandrolone.

Jaksa anti-doping Italia awalnya merekomendasikan larangan 10 bulan, namun akhirnya Stam hanya dihukum 5 bulan.

“Saya datang ke Italia pada usia 29 tahun karena masih bisa bisa berkembang sebagai pemain. Atas dasar apa saya mempertaruhkan karier untuk hal ini?” ujar Stam kepada kantor berita Italia ANSA.

Frank de Boer

Bek Barcelona itu awalnya menerima skorsing satu tahun dari semua kompetisi UEFA, setelah dinyatakan positif menggunakan steroid nandrolone menyusul leg pertama perempat final Piala UEFA.

Komite Banding UEFA akhirnya mengurangi hukumannya menjadi 2 bulan. Ia mengklaim zat tersebut mungkin berasal dari suplemen minyak ikan yang diberikan oleh dokter tim.

Edgar Davids

Gelandang energik ini awalnya dihukum larangan bermain selama 16 bulan karena nandrolone, yang membuatnya absen di Piala Dunia 2002.

Namun, setelah mengajukan banding, hukumannya dikurangi menjadi 4 bulan. Davids menyebut bahwa obat-obatan homeopati yang dikonsumsinya mungkin menjadi penyebab tingginya kadar steroid dalam tubuhnya.

Andre Onana

Kisah Onana cukup unik. Usai kembali dari pertandingan Ajax vs Atalanta pada tahun 2020, ia tidak banyak tidur. Saat bangun, kepalanya masih sakit padahal latihannya hanya beberapa jam lagi.

Jadi daripada menunggu sampai dia tiba di De Toekomst, markas latihan Ajax untuk meminta obat ke dokter tim, dia mengambil obat dari kotak obat di dapur rumahnya. Setelah sesi latihan itu dia dipanggil untuk tes narkoba rutin dan hasilnya ia dinyatakan mengkonsumsi doping.

Bahkan petinggi Ajax, Edwin van der Sar menyatakan hal itu tidak masuk akal. Ternyata Onana salah mengambil obat dengan kandungan Furosemide yang merupakan zat terlarang, yang mana seharusnya obat itu diresepkan untuk istrinya. Kemasan obatnya terlihat mirip, pilnya juga dengan lingkaran putih kecil dan diameternya mirip yang sama-sama hampir 6mm.

Gara-gara pil kecil memberikan akibat besar bagi Onana yang dijatuhi larangan bermain selama 12 bulan, yang kemudian dikurangi menjadi 9 bulan setelah banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga.

Romario

Pemain Brasil ini diskors selama empat bulan karena mengonsumsi finasteride, yang diduga untuk mencegah kerontokan rambut.

Romario dinyatakan bersalah melanggar Pasal 244 Olahraga Brasil, yang terkait dengan doping. Finasteride termasuk dalam daftar terlarang Badan Anti-Doping Dunia karena dapat menutupi penggunaan steroid anabolik.

Abel Xavier

Mantan pemain Liverpool ini diskors 18 bulan oleh Komite Kontrol dan Disiplin UEFA karena hasil positif dari tes kontrol doping yang dilakukan oleh sang pemain pada pertandingan Piala UEFA, Middlesbrough FC melawan Skoda Xanthi FC dari Yunani pada 29 September 2005.

UEFA mengungkapkan adanya Methandienone, zat yang diklasifikasikan dalam kategori steroid anabolik yang masuk Daftar Terlarang dari Badan Anti-Doping Dunia pada 2005.

Leave a comment

Recent Post

Temukan Artikel Lainnya