9 Pemain Diaspora Timnas Indonesia U-17, Ada Yang Satu Akademi Dengan Virgil Van Dijk

Timnas Indonesia U-17 akan menjalani training camp (TC) di Bali 7 Juli hingga 20 Agustus nanti. Sebanyak 34 pemain dipanggil oleh pelatih Nova Arianto. Sembilan diantaranya merupakan pemain diaspora.

Menariknya pemain diaspora yang dipanggil Nova banyak wajah baru. Berikut Olahbola akan mengulas sembilan pemain diaspora yang mendapat kesempatan bergabung dengan TC Timnas Indonesia U-17.

  1. Feike Muller Latupeirissa
    Muller merupakan pemain berposisi bek tengah dengan postur tubuh yang ideal. Di usianya yang baru menginjak 16 tahun, tinggi Muller sudah mencapai 180 cm. Modal apik untuk menjadi seorang bek yang kokoh.

Muller sudah kenal dengan sepakbola sejak usianya masih menginjak lima tahun. Pertama kali dirinya menimba ilmu sepakbola yakni bergabung dengan salah satu klub amatir Belanda, Zwalluw FC.

Dua tahun kemudian pemain kelahiran 10 Desember 2008 itu mengasah ilmunya di Willem II. Menariknya banyak pemain kelas dunia yang besar du Willem II. Salah satunya bek Liverpool, Virgil Van Dijk.

Sementara itu, darah Indonesia Muller didapat dari sang kakek dari pihak ibu. Yup, cukup mendengar namanya pasti sudah tau kalau Muller keturunan Maluku. Tepatnya Haria, Saparua, Maluku Tengah.

  1. Eizar Jacob Tanjung
    Jacob bisa dikatakan memiliki darah Indonesia dari kedua orang tuanya. Ibu Jacob berdarah Sunda dan berasal dari Cianjur, Jawa Barat. Sementara Ayahnya memang orang Australia, namun memiliki darah Jakarta dan Padang.

Jacob bisa dikatakan sebagai pemain serba bisa. Berposisi utama sebagai gelandang bertahan, pemain berusia 16 tahun itu juga bisa dimainkan di lini pertahanan sebagai center back dan full back.

Saat ini Jacob tergabung dalam tim muda Sydney FC. Meski besar di Negeri Kanguru, pemain dengan tinggi 174 cm itu berharap bisa membela Timnas Indonesia U-17 di Piala Dunia U-17 2025 nanti.

  1. Floris de Pagter van Bronckhorst
    Floris lahir Beverwijk, Belanda dan besar di Negara Kincir Angin tersebut. Namun pemain kelahiran 8 September 2008 itu memiliki darah Indonesia, tepatnya Jakarta, dari kedua orang tuanya.

Saat ini Floris membela SC Telstar U-17 dan berposisi sebagai gelandang serang. Namun dirinya juga bisa dimainkan sebagai gelandang tengah. Floris memiliki catatan yang cukup mentereng bersama SC Telstar U-17.

Floris tercatat menyumbangkan 15 gol dan 15 assist dari 40 penampilan. Pemain berusia 16 tahun itu pun sukses membema SC Telstar U-17 menjadi juara Divisi 3 Loga Belanda U-17. Tak hanya itu, Floris juga sempat merasakan debut bersama tim U-21.

  1. Jona Giesselink
    Muller rupanya bukan pemain diaspora tertinggi yang dipanggil oleh Nova Arianto. Jona memiliki postur yang lebih tinggi dari Muller, yakni 190 cm.

Hanya saja Jona bukan seorang bek. Pemain kelahiran 2 Maret 2008 itu biasa dimainkan sebagai gelandang. Saat ini dirinya membela FC Emmen U-16 di Belanda.

Darah Indonesia mengalir di tubuh Jona dari sang ibu. Sebelum memutuskan pindah ke Belanda, Ibu Jona lahir dan besar di Pulau Halmahera, Maluku.

  1. Nicholas Indra Mjosund
    Nicholas pun menjadi salah satu pemain diaspora dengan tinggi menjulang. Pemain kelahiran 13 Januari 2010 tersebut memiliki tinggi 185 cm. Menariknya dia bukan seorang bek maupun striker, melainkan seorang winger.

Saat ini Nicholas membela Rosenborg BK di Norwegia. Sebagai seorang winger pemain berusia 15 tahun itu cukup produktif. Dia mencetak 15 gol dari 15 penampilan yang dijalaninya.

Meski besar di Norwegia, Nicholas bisa membela Timnas Indonesia U-17 di Piala Dunia U-17 nanti. Sebab darah Indonesi mengalir dari sang ibu yang berasal dari Solo, Jawa Tengah.

  1. Azadin Ayoub Hamane
    Azadin lahir di Norwegia 26 September 2008. Dia memiliki darah Maroko dari sang ayah. Namun dia bisa membela Timnas Indonesia U-17 sebab memiliki darah Indonesia dari ibunya yang berasal dari Cirebon, Jawa Barat.

Azadin Ayoub Hamane lahir Norwegia pada 26 September 2008. Darah campuran Indonesoa-Norwegia mengalir deras dalam tubuh pemain Elverum Fotball di Norwegia itu. Sejak 2016 ia telah menimba ilmu di sana.

Berbeda dengan beberapa pemain diaspora sebelumnya, Azadin hanya memiliki tinggi 164 cm. Dia merupakan seorang winger. Dia bisa dimainkan sebagai winger kanan maupun kiri.

  1. Deston Hoop Denzell
    Deston merupakan rekan satu tim Floris. Keduanya sama-sama membela tim Belanda SC Telstar U-17. Pemain kelahiran 30 Mei 2008 itu berposisi sebagai winger kanan dan memiliki tinggi 180 cm.

Sebelum bersama SC Telstar U-17 dia pernah membela tim Divisi 3 Liga Belanda, Alphense Boys U-16. Saat itu dia tampil impresif. Sebagai winger kanan Deston mencetak lima gol dan delapan assist.

Sementara itu, darah Indonesia didapat Deston dari kakek pihak ibunya. Kakek Deston disebut berasal dari Pulau Itawaka, Maluku. Selain memiliki darah Belanda dan Indonesia, dirinya juga memiliki keturunan Suriname.

  1. Noha Pohan Simangunsong
    Mendengar namanya, pasti tau kalau Noha merupakan keturunan Batak. Dia mendapat darah Indonesia dari ayahnya. Namun Noha juga memiliki darah Finlandia dari ibunya.

Saat ini Noha membela tim Belanda, NAC Brenda. Pemain kelahiran 12 Maret 2010 itu merupakan gelandang serba bisa. Dia bisa dimainkan sebagai gelandang serang, tengah, maupun bertahan.

Sebelum bergabung dengan TC Timnas Indonesia U-17, rupanya Noha juga pernah mendapat kesempatan bergabung dengan Timnas Finlandia U-15. Namun sepertinya Noha lebih memiliki tanah asal ayahnya.

  1. Lionel De Troy
    Jika 8 pemain diaspora sebelumnya lahir di luar negeri, berbeda dengan Lionel. Pemain berpostur 180 cm itu lahir di Tangerang, Banten, 6 Januari 2008 silam.

Pemain berusia 16 tahun itu memiliki darah Kamerun dari sang ayah. Namun di dalam dirinya juga mengalir darah Indonesia dari sang ibu.

Lionel merupakan pemain berposisi gelandang serang. Kini dirinya tengah menimba ilmu di Italia dengan bergabung Palermo. Sebelumnya dia juga bergabung dengan Australasian Soccer Academy di Australia.

Leave a comment

Recent Post

Temukan Artikel Lainnya